Kekurangan itu bisa menjadi karisma tersendiri, Aku bersyukur menjadi diriku, tak ada orang yang sepertiku. Risna, kamu harus beryukur tiap saat yah! Kalo lupa, tilawah hari ini nambah satu lembar. Janji?

Senin, 05 Maret 2012

Semesta Mendukung

Mulai familiar dengan judul catatan ini? Yapz,judul catatan ini diambil dari judul film baru yang ditulis oleh Hendrawan Wahyudianto dan sang sutradara John De Rantau. Film yang terinspirasi dari kisah-kisah kegemilangan putra-putri Indonesia di kancah dunia internasional lewat pelbagai olimpiade sains ini mengisahkan tentang seorang anak yang sangat menyukai Sains. Menurut sinopsis yang kubaca, meski Muhammad Arief (Sayef Muhammad Billah) adalah anak dari sebuah keluarga miskin asal Sumenep, Madura dan bersekolah dengan fasilitas yang serba minim, namun Arif tetap menekuni kegemarannya terhadap Fisika. Hingga dengan bantuan gurunya, Revalina S.Temat, ia pun mengikuti seleksi olimpiade Sains yang akan diadakan di Singapura. Ternyata selain berhasrat untuk mengikuti Olimpiade, Arif punya misi lain. Apakah sebenarnya misi lain seorang Arif yang konon katanya cerdas ini? Silahkan tongkrongin di layar tancap kota anda. (Haha, udah mirip kayak pembawa acara SILET belum? :D)
Beralih ke catatan Mestakung (Semesta mendukung) versi sendiri. Catatan ini lanjutan dari tulisanku sebelumnya, “Is it too crazy?”. Sudah dibaca? Kalau belum, yeah kalau nggak keberatan ditongkrongin dulu. Kalaupun belum mau otak-atik, tenang aku nggak ngambek kok. Katanya Raditya Dika, “TeTeUpH CuMuNgUdH YeAcHh KaKaK!” #Alay mode on.
Catatan ini hanya sekedar awal dari rasa kembalinya semangat. Kepada sahabat-sahabat yang hidupnya kembali mengalami penurunan semangat. Kepada teman sejiwa yang mimpinya kembali terkoyak karena merasa tak ada yang mendukung. Kepada rekan seperjuangan yang rindunya pada mimpi mulai memudar. Kepada keluarga kecilku yang cintanya pun mulai merapuh, Meski akan ada alasan mengapa hal itu terjadi. Meski akan ada rayuan mimpi yang lebih menggiurkan untuk dibayangkan. Tetapkanlah mimpi yang akan didatangi. Selesaikan rajutan mimpi yang belum rampung. Jika kita yakin mimpi itu akan memberikan energi positif, sambung kembali mimpi yang terkoyak itu. Hentikan pemudaran terhadap rindu yang sesungguhnya akan membahagiakan kehidupan kita. Cintai kembali apapun yang sedang atau akan kita lakukan sekarang. Jika lantas muncul pernyataan, “Entahlah aku tak tahu, banyak hal yang akan kukorbankan untuk hal yang sebenarnya siap kutinggalkan ini!”. Maka sebenarnya itu merupakan konsekuensi. Konsekuensi yang harus kita tanggung sebagai calon peraih medali mimpi. Memang, adakalanya kita merasa sebuah kondisi akan membuat mimpi kita tertahan, namun itulah perjuangannya. Mencoba membuat keadaan sulit menjadi sebuah keniscayaan itu mungkin kan? Mencoba mencari ide-ide kreatif dengan kondisi yang sempit. Disaat pandangan mata tak mampu menemukan bahan yang memadai, maka gunakan bahan yang saat itu ada. Menggunakan istilah “Tak ada rotan, akarpun jadi”. Gantikan sesuatu yang tidak bisa kita munculkan saat itu dengan sesuatu yang lain namun ternyata bisa memiliki fungsi yang sama. Satu hal yang pasti, jika sudah berani bermimpi, maka bersiaplah untuk berkorban dan berjuang sepenuh hati untuk mimpi itu! Jika tidak siap untuk berjuang dan berkorban, maka anda hanyalah pemimpi di atas kasur. PASTI BISA! (BukanSekedarBasaBasi).
Jika ingin semesta mendukung, maka pastikan kita sudah siap dan pantas untuk mendapat dukungan! Inilah Mestakung versi saya…

****
langkah tegap kakiku, dengarkan hentakanku
kadang aku terjatuh tapi ku terus maju yeah
kejar dengan hatimu, lakukan sungguh-sungguh
apapun yang kau mau, apapun impianmu

karena di dalam hidup ini
tak ada yang tak mungkin
lihatlah kawan bulan masih bersinar
terangi malam hidup terus berjalan
raih mimpimu bulatkanlah tekadmu
mestakung semesta mendukung
(Mestakung by Goliat)
****


Catatan ini sebenarnya didedikasi untuk diri sendiri yang senantiasa ingin menjaga semangat dan tak ingin jatuh. Biasanya dengan menuliskan baik di diary ataupun catatan terbuka seperti ini, kita akan berpikir berulangkali untuk mengingkari hal yang kita tuliskan. Karena dengan atau tanpa disadari, tulisan kita merupakan ikrar kita. Itulah salah satu manfaat menulis.
#Berat untukku menuliskan hal-hal yang aku sendiri belum bisa melakukannya.

Tidak ada komentar: