Kekurangan itu bisa menjadi karisma tersendiri, Aku bersyukur menjadi diriku, tak ada orang yang sepertiku. Risna, kamu harus beryukur tiap saat yah! Kalo lupa, tilawah hari ini nambah satu lembar. Janji?

Senin, 05 Maret 2012

Bukan Mario, Tapi Allah

Di beberapa kesempatan aku selalu mengatakan bahwa aku telah banyak terinspirasi oleh seorang pria berkarismatik. Aku pernah mengatakan,”mungkin aku mencintainya!” Aku tak peduli walau ia seorang lelaki beristri. Aku juga tak peduli jika nanti istrinya marah (ya kalau marah, dikasih senyum manisku aja, he). Kepercayaanku akan inspirasi yang ia tularkan terlalu melekat padaku. Hingga pada saat aku harus memberi motivasi pada seseorang, ya kata-kata motivasinya nggak jauh-jauh dari kata-katanya “Membaikkan”, “Memberi potensi baik”, juga “mendamaikan”. Ini bukan mencatut apalagi plagiat, Hal ini lebih tepat dinamakan virus inspirasi yang telah diinspirasikan(nah ham bahasanya bikin puyeng ndiri ).
Hemm, apakah ada kesalahan dengan aku dan rasaku? Aku belum merasa bersalah. Bukankah kita dianjurkan untuk mencintai seseorang yang juga dicintai Tuhannya? Dan aku yakin, bahwa Tuhanku mencintai sosok dan jiwanya yang senantiasa berusaha menularkan potensi baiknya.
Dia, ya dia yang biasa disapa Mario Teguh, memiliki berpuluh ribu pengikut, bahkan menjadi ikon facebook fan terbesar kedua di dunia seringkali menjadi inspirasiku dalam membaikkan pikiranku serta turut andil dalam karakter tulisanku. “Ayahanda Mario Teguh is my inspirator,” aku masih mempercayai pikiranku ini hingga beberapa jam yang lalu. Sampai di mana aku harus memutar otak untuk mencari inspirasi baru.

Tidak ada komentar: