Kekurangan itu bisa menjadi karisma tersendiri, Aku bersyukur menjadi diriku, tak ada orang yang sepertiku. Risna, kamu harus beryukur tiap saat yah! Kalo lupa, tilawah hari ini nambah satu lembar. Janji?

Senin, 24 Agustus 2009

T-Lat (Tuntunan Kilat): Berbagai sumber

1. 4 hal sebelum tidur (Tafsir Haqqi)

Rasulullah berpesan kepada Aisyah ra : “Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :

1. Sebelum khatam Al Qur’an,
2. Sebelum membuat para nabi memberimu syafaat di hari akhir,
3. Sebelum para muslim meridloi kamu,
4. Sebelum kaulaksanakan haji dan umroh....

“Bertanya Aisyah :
“Ya Rasulullah.... Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?”

Rasul tersenyum dan bersabda : “Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur’an.

Membacalah sholawat untukKu dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan
memberi syafaat di hari kiamat.

Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meredloi kamu.

Dan,perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka
seakan-akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh”

2. EMPAT SITUASI

Dalam hidup ini, kita dapat merangkum berbagai situasi dalam menghadapi sesama kita menjadi 4 :

1. Jika kita menghadapi orang yang lebih pintar dari kita. Maka itu adalah saat dimana kita menimba ilmu darinya.

2. Jika kita menghadapi orang yang sama pintarnya dengan kita. Maka itu adalah saat dimana kita saling bertukar pikiran
dengannya.

3. Jika kita menghadapi orang yang lebih bodoh dari kita. Maka itu adalah saat dimana kita memberikan ilmu kita kepadanya.

4. Dan jika kita menghadapi orang bodoh namun banyak bicaranya.Maka itu adalah saat bagi kita untuk diam.

3. Tiga cara bersyukur
''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS Alnahl [16]: 18).

Bersyukur merupakan salah satu kewajiban setiap orang kepada Allah. Begitu wajibnya bersyukur, Nabi Muhammad yang jelas-jelas dijamin masuk surga, masih menyempatkan diri bersyukur kepada Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, Nabi selalu menunaikan shalat tahajud, memohon maghfirah dan bermunajat kepada-Nya. Seusai shalat, Nabi berdoa kepada Allah hingga shalat Subuh.

Bersyukur merupakan salah satu ibadah mulia kepada Allah yang mudah dilaksanakan, tidak banyak memerlukan tenaga dan pikiran. Bersyukur atas nikmat Allah berarti berterima kasih kepada Allah karena kemurahan-Nya. Dengan kata lain, bersyukur berarti mengingat Allah yang Mahakaya, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Penyantun.

Para ulama mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah.
Pertama, bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya.

Kedua, bersyukur dengan ucapan. Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa mengucapkan subhana Allah, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Allah, maka baginya 20 kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdu li Allah, maka baginya 30 kebaikan.''

Ketiga, bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur. Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya, hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan nikmat yang kita rasakan. Allah berfirman, ''Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).'' (QS Aldhuha [93]: 11).

4. 10 Jenis shalat ynag tidak diterima Allah SWT
Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim)
Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa : "10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :
1. Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan solat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba'.
10. Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar."

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : "Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah."
Hassan r.a berkata : "Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."

5. Persiapan menuju akhirat
1. Keimanan kepada Allah subhanahu wata'ala, malaikat, kitab-kitab, para Rasul-Nya dan hari Akhir serta Qadar baik dan buruk.
2. Menjaga shalat fardhu lima waktu di masjid dengan mengerjakannya secara berjama'ah pada waktunya, dengan penuh kekhusyu'an dan mema-hami makna-maknanya. Sedangkan bagi wanita, shalat di rumah adalah lebih utama.
3. Mengeluarkan zakat wajib pada waktunya sesuai dengan ukuran dan sifat-sifatnya yang telah disyari'atkan.
4. Puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala dari Allahsubhanahu wata'ala.
5. Haji yang mabrur, sebab tiada balasan baginya kecuali surga dan berumrah di bulan Ramadhan yang pahalanya setara haji bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
6. Mengerjakan hal-hal yang sunnah, yaitu yang di luar shalat lima waktu, zakat, puasa dan haji. Dalam hadits Qudsi, Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Dan senantiasalah hamba-Ku mende-katkan diri kepada-Ku dengan hal-hal yang
sunnah hingga Aku mencintainya." (HR. Al-Bukhori dan Ahmad)
7. Segera bertaubat yang sebenarnya dari semua perbuatan maksiat dan munkar serta bertekad untuk memanfaatkan waktu waktu yang tersedia dengan memperbanyak istighfar, dzikir, dan beragam jenis keta'atan.
8. Berbuat ikhlas kepada Allah subhanahu wata'ala dan meninggalkan riya' dalam segala urusan. (Baca: QS. Al-Bayyinah: 5)
9. Mencintai Allah subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya yang hanya bisa terealisir dengan mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. (Baca: QS. Ali 'Imran: 31)
10. Mencinta karena Allah, membenci karena Allah, loyal karena Allah dan memusuhi karena Allah. Dan konsekuensi dari hal ini adalah mencintai kaum Mukminin sekali pun mereka jauh dan membenci orang-orang kafir sekali pun mereka dekat.
11. Takut kepada Allah subhanahu wata'ala, Yang Maha Agung, mengamalkan wahyu-Nya, rela hidup berkekurangan serta bersiap diri menyambut hari kepergian (saat kematian). Inilah hakikat takwa.
12. Bersabar atas bencana yang menimpa, bersyukur di saat mendapatkan kesenangan, merasa selalu dalam pengawasan Allah subhanahu wata'ala dalam setiap kondisi serta berharap mendapatkan karunia dan pemberian-Nya.
13. Bertawakkal dengan baik kepada Allah subhanahu wata'ala. (Baca: QS. Al-Ma'idah: 23)
14. Menuntut ilmu yang bermanfa'at dan berusaha untuk menyebarkan dan mengajarkannya. (Baca: QS. Al-Mujadilah: 11; Ali 'Imran: 187)
15. Mengagungkan al-Qur'an dengan mempelajari dan mengajarkannya, menjaga batasan-batasan dan hukum-hukumnya, mengetahui halal dan haramnya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR.Al-Bukhari)
16. Berjihad di jalan Allah, murabathah di jalan-Nya, tegar menghadapi musuh dan
tidak lari dari medan peperangan. Hal ini berdasar-kan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Janganlah kamu mengangankan bertemu musuh, mintalah keselamatan kepada Allah; jika kamu bertemu mereka, maka bersabarlah dan ketahuilah bahwa surga berada di bawah kilatan pedang." (Muttafaqun 'alaih)
17. Menjaga lisan dari hal-hal yang diharamkan seperti berdusta, ghibah (menggunjing), namimah (mengadu-domba), mencaci, melaknat, berkata kotor dan musik. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (Muttafaqun 'alaih)
18. Menepati janji, menunaikan amanah, tidak berkhianat dan licik. (Baca: QS. Al-Ma'idah: 1; QS. Al-Baqarah: 283)
19. Tidak melakukan zina, minum khamer, membunuh jiwa yang diharamkan Allah subhanahu wata'ala kecuali dengan haq, berbuat zhalim, memakan harta orang lain secara batil, memakan riba dan memakan sesuatu yang secara syari'at bukan miliknya. (Baca: QS. Al-A'raf: 33)
20. Wara' (menjaga kesucian diri) dalam hal makanan dan minuman serta menghindari sesuatu yang tidak halal darinya. (Baca: QS. Al-Maidah: 3)
21. Berbakti kepada kedua orangtua, menyambung tali rahim, mengunjungi teman-teman, bersabar atas tingkah polah mereka, mengupayakan berbuat baik, terhadap orang dekat atau pun jauh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, niscaya Allah akan memenuhi hajatnya dan barangsiapa yang menghilangkan satu dari kesulitan-kesulitan di dunia yang dihadapi seorang mukmin, niscaya Allah akan menghilangkan satu dari kesulitan-kesulitan di hari Kiamat yang dihadapinya." (Muttafaqun 'alaih)
22. Menjenguk orang sakit, berziarah kubur, mengiringi jenazah, sebab hal itudapat mengingatkan akhirat dan membuat zuhud dalam kehidupan di dunia.
23. Tidak memakai pakaian yang diharamkan seperti sutera, emas, tidak berpakaian melebihi mata kaki bagi laki-laki (Isbal) dan menggunakan bejana-bejana yang terbuat dari emas dan perak untuk makan dan minum.
24. Berhemat dalam nafkah, menjaga nikmat dan tidak berbuat mubazir. (Baca: QS.
Al-Isra': 26)
25. Tidak dengki, iri, memusuhi, saling membenci dan menjatuhkan kehor-matan kaum Muslimin dan Muslimah dengan tanpa haq.
26. Beramar ma'ruf nahi munkar, berdakwah mengajak orang kepada Allah subhanahu wata'ala dengan cara hikmah dan Mau'izhoh Hasanah.
27. Berlaku adil terhadap manusia, tolong-menolong dalam berbuat kebajikan dan takwa. (Baca: QS. Al-An'am: 152)
28. Berakhlak mulia seperti Tawadhu' (rendah hati), kasih sayang, lemah lembut, malu, halus hati, menahan emosi, dermawan, tidak sombong, angkuh, dan sebagainya.
29. Menjalankan hak-hak anak-anak dan isteri secara penuh dan mengajarkan mereka masalah-masalah agama yang diperlukan.(Baca: QS. At-Tahrim: 06)
30. Memberi salam dan membalasnya, mendoakan orang yang bersin, memuliakan tamu dan tetangga, menutupi aib pelaku maksiat semampunya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang menutupi (aib) saudaranya sesama muslim, maka Allah akan menutupi (aibnya) pada hari Kiamat." (Muttafaqun 'alaih)
31. Zuhud di dunia, pendek angan-angan sebelum ajal menjemput.
32. Cemburu (sensitif) terhadap kehormatan, memicingkan mata dari hal-hal yang diharamkan
33. Menghindari hal yang sia-sia dan bermain-main serta melakukan perkara-perkara positif.
34. Mencintai shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ke-luarga beliau (pen), berlepas diri dari orang-orang yang membenci atau men-cela mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mencela para shahabatku, maka atasnya laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia." (HR. Ath-Thabarani, dinilai Hasan oleh Syaikh Al-Albani)
35. Mendamaikan sesama manusia, menengahi beda pendapat di antara dua orang yang berselisih pendapat sehingga jurang perselisihan dan perpecahan tidak meluas
36. Tidak mendatangi dukun, ahli nujum, para tukang sihir, para peramal dan sebagainya
37. Wanita hendaknya patuh terhadap suaminya, menjaganya dalam harta, anak dan ranjangnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Bila seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan,menjaga kemaluannya dan mena'ati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, "Masuklah ke surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.!" (HR. Ibnu Hibban, dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani)
38. Tidak berbuat Bid'ah (mengada-ada) di dalam agama atau menyeru kepada kebatilan dan kesesatan.
39. Kaum wanita hendaknya tidak menyambung rambutnya dengan rambut lain (menyanggul atau rambut Wig), tidak mentato, mencukur alis, meratakan gigi dengan tujuan hanya untuk mempercantik diri.
40. Tidak mematai-matai kaum Muslimin dan mengungkap aurat serta menyakiti mereka.

5. 10 Wasiat Allah kepada Nabi Musa as


Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan kepada sanadnya dari Jabir bin Abdillah r.a. berkata Rasulullah S.A.W bersabda : "Allah S.W.T. telah memberikan kepada Nabi Musa bin Imran a.s. dalam alwaah 10 bab :
• Wahai Musa jangan menyekutukan aku dengan suatu apa pun bahwa aku telah memutuskan bahwa api neraka akan menyambar muka orang-orang musyrikin.
• Taatlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu nescaya Aku peliharamu dari sebarang bahaya dan akan Aku lanjutkan umurmu dan Aku hidupkan kamu dengan penghidupan yang baik.
• Jangan sekali-kali membunuh jiwa yang Aku haramkan kecuali dengan hak nescaya akan menjadi sempit bagimu dunia yang luas dan langit dengan semua penjurunya dan akan kembali engkau dengan murka-Ku ke dalam api neraka.
• Jangan sekali-kali sumpah dengan nama-Ku dalam dusta atau durhaka sebab Aku tidak akan membersihkan orang yang tidak mensucikan Aku dan tidak mengagung-agungkan nama-Ku.
• Jangan hasad dengki dan irihati terhadap apa yang Aku berikan kepada orang-orang, sebab penghasut itu musuh nikmat-Ku, menolak kehendak-Ku, membenci kepada pembahagian yang Aku berikan kepada hamba-hamba-Ku dan sesiapa yang tidak meninggalkan perbuatan tersebut, maka bukan daripada-Ku.
• Jangan menjadi saksi terhadap apa yang tidak engkau ketahui dengan benar-benar dan engkau ingati dengan akalmu dan perasaanmu sebab Aku menuntut saksi-saksi itu dengan teliti atas persaksian mereka.
• Jangan mencuri dan jangan berzina isteri jiran tetanggamu sebab nescaya Aku tutup wajah-Ku daripadamu dan Aku tutup pintu-pintu langit daripadanya.
• Jangan menyembelih korban untuk selain dari-Ku sebab Aku tidak menerima korban kecuali yang disebut nama-Ku dan ikhlas untuk-Ku.
• Cintailah terhadap sesama manusia sebagaimana yang engkau suka terhadap dirimu sendiri.
• Jadikan hari Sabtu itu hari untuk beribadat kepada-Ku dan hiburkan anak keluargamu. Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda lagi : "Sesungguhnya Allah S.W.T menjadikan hari Sabtu itu hari raya untuk Nabi Musa a.s. dan Allah S.W.T memilih hari Juma'at sebagai hari raya untukku."

Tidak ada komentar: