Kekurangan itu bisa menjadi karisma tersendiri, Aku bersyukur menjadi diriku, tak ada orang yang sepertiku. Risna, kamu harus beryukur tiap saat yah! Kalo lupa, tilawah hari ini nambah satu lembar. Janji?

Rabu, 19 Agustus 2009

BABARATA: He teaches me…

Metamorphosiscinta. Sungguh, Hingga saat ini aku belum bisa menerjemahkan rasa hatiku sendiri. Libur panjang ini benar-benar sebuah ujian bagiku. Entah mengapa tiap menemui libur semester genap, aku ingin liburan ini cepat berlalu. Hari-hari yang membuatku harus bersusah payah untuk keluar rumah karena orangtua ingin aku berada di rumah saat liburan. Hari-hari yang membuatku harus bersusah payah mengalahkan kemalasanku yang menjalar dengan mudah saat liburan di rumah, menahan rasa kantuk yang menderaku bertubi-tubi, menolak rayuan setan yang membuatku selalu duduk di depan televisi hingga sholatku jarang tepat waktu, bahkan aku harus memupuk semangatku yang siap kendor kapan saja jika hanya berada di rumah.
Birul walidain, mungkin alasan ini yang membuat semua teman-teman dan adik-adikku bersiap pulkam jika liburan telah di depan mata. Aku seharusnya sadar inilah waktunya untuk berbakti kepada kedua orangtuaku. Tapi selama aku masih bisa untuk menyeimbangkannya, aku akan tetap melaksanakan tugasku sebagai anak dan sebagai aktivis kampus. Satu yang tak bisa kulakukan lebih banyak, yaitu ketika teman dan adik-adikku harus pulkam dengan menggunakan alasan ini, akupun tak kuasa menghalanginya untuk sekedar membuat mereka tetap tinggal di sini agar bisa membantu pelaksanaan tugas yang menumpuk saat ini. Tapi jika semua orang berpikiran begitu bukankah kampus akan sepi? Jika satu pergi, yang lainpun ingin pergi, lalu siapa yang akan menjalankan proker yang menumpuk? Ya, aku sangat paham sekali kebutuhan pulkam, tapi sebagai aktivis sudahkah berusaha mengatur jadwal dikampung dan di kampus selama liburan ini.
Andai saja hal ini bisa berlaku untuk semua orang tua, tentu aku takkan sendiri menyelesaikan semuanya saat ini. Sayangnya hampir semua orangtua ingin anaknya segera pulang. Sang anak pun mulai merasa rindu dengan rumahnya. Walhasil, dua-tiga proker harus kukerjakan sendiri, tanpa teman diskusi, tanpa berbagi kesukaran, dan pertimbangan yang tak selalu matang. Aku tak mungkin mengharapkan saudariku diluar bidang untuk membantuku secara utuh, karena hanya akan semakin memberatkannya karena kondisi bidangnya pun tak jauh berbeda dengan bidangku. Belum lagi tugasku yang lain, sebagai kopibid SALAM yang mengontrol staff bidangnya agar tak turun semangatnya di lembaga setelah liburan, perekab data maba, utusan lembaga, dan ‘pembantu maba’. Astaghfirullah, sungguh aku tak ingin mengeluh, hanya saja saat ini aku butuh stamina ekstra untuk menyelesaikan semuanya. Aku harus menarik ulur benang merahnya dengan mendaftar tugas-tugasku yang belum selesai saat ini. Yang perlu diingat, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
I believe Allah never leaves me. Benang merahpun akhirnya telah aku dapatkan. Bagaimanapun aku harus bersyukur dengan adanya liburan semester genap ini. Saat ini mungkin ketahananku sedang diuji. Seberapa kuat aku mengatasi semuanya akan terlihat ketika aku diberi tugas seabrek. Rupanya Allah sedang memberi pelajaran untukku. Allah mengajariku bagaimana caranya memberi stamina ekstra diri sendiri karena selama ini aku terlalu menggampangkan hal itu, aku merasa tak pernah akan futur. Allah juga mengajariku bagaimana caranya bersabar dalam keterbatasan karena selama ini aku kurang sabar menghadapi problema hidup, Allah juga berusaha mengubahku menjadi lebiih bijak karena Dia tahu benar bahwa aku belum terlalu objektif dalam memandang permasalahan. Allah bahkan mengingatkanku bahwa aku tak bisa selalu mengandalkan diriku sendiri, saat ini aku merasakan timpangnya tubuhku karena harus memikul beban dua kali lipat dari berat badanku (Hemm, ga timpang juga kok sebenarnya, ingat Allah tak pernah membebani seseorang diluar batas kemampuannya, bahasa penulis biasanya agak dilebih-lebihkan). Tak hanya itu, Allah juga sedang mengajariku mengatur waktu sebaik-baiknya agar tak ada satupun pekerjaanku yang tak selesai. Rupanya Allah tahu bahwa aku masih suka mengulur waktu. Subhanallah,… Allah begitu baik padaku. Dia benar-benar memberikan apa yang saat ini kubutuhkan. Akhirul kalam, semoga Allah selalu berada dalam hatiku juga hati-hati kita semua. Ya Allah, Hati ini fakir maka kayakanlah, ya Allah, jiwa ini lemah, maka kuatkanlah ia dengan keimanan. Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. Ya Allah, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami sesuatu yang tak sanggup kami memikulnya. Ampunilah kami dan rahmatilah kami Ya Allah. ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathalladziina an’amta ‘alaihim, ghairil maghduu bi alaihim walaadhdholiin. Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Amin ya Allah Rabbal ‘Alamin.

(Cepet pulang...)

Tidak ada komentar: